Interview Kerja

Contoh Pertanyaan Menjebak saat Interview dan Jawabannya

Jobseeker memikirkan cara menjawab pertanyaan menjebak saat interview

Dalam interview, tidak jarang rekruter ingin mengetahui bagaimana respon seorang kandidat dalam menjawab pertanyaan yang sulit dan tidak terduga. Karena tidak mudah dijawab, beberapa pertanyaan sering dianggap sebagai jebakan.

Apa saja pertanyaan jebakan yang diajukan interviewer? Cari tahu di artikel berikut ini, agar persiapan interview kamu semakin matang.

Pertanyaan Menjebak saat Interview dan Contoh Jawabannya

Pertanyaan interview kerja sebenarnya bisa kamu pelajari saat melakukan persiapan sebelum melamar kerja. Cara ini akan membantu kamu lebih siap dalam memberikan jawaban terbaik. Apalagi kalau kamu juga mempelajari pertanyaan sulit, beserta cara menjawabnya. Berikut ini beberapa pertanyaan sulit yang biasanya diajukan rekruter saat interview kerja beserta contoh jawabannya.

1. Apa Kelemahan Kamu?

Ketika rekruter mengajukan pertanyaan, “Apa kelemahan kamu?” Jangan buru-buru menjawab dan menceritakan semua kelemahan yang kamu miliki. Sebab, cara kamu menjawab pertanyaan ini akan jadi pertimbangan, apakah kamu layak diterima bekerja atau tidak?

Untuk itu, bijaklah memberi jawaban dan fokus pada kelebihan yang kamu miliki sebagai upaya memperbaiki kelemahan yang juga ada pada dirimu. Pada website The Balance Careers, ada contoh cara menjawab pertanyaan menjebak seperti ini. Misalnya, kamu adalah orang yang membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan pekerjaan karena terlalu fokus pada detail kecil. Maka jawaban yang bisa kamu berikan kepada rekruter, misalnya:

“Saya termasuk orang yang fokus pada detail dan selalu ingin memberikan hasil terbaik pada pekerjaan yang saya lakukan. Akibatnya, saya seringkali membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan, sebelum beralih mengerjakan pekerjaan berikutnya. Tetapi baru-baru ini, saya sudah mulai mempelajari cara menyusun skala prioritas supaya ada lebih banyak pekerjaan yang bisa saya selesaikan tepat waktu dengan hasil yang baik.”

2. Kenapa Kamu Meninggalkan Perusahaan Sebelumnya?

Pertanyaan menjebak saat interview

Pertanyaan ini biasanya diajukan rekruter kepada kandidat pelamar kerja yang punya pengalaman kerja. Ada beberapa tujuan yang ingin didapatkan rekruter dari jawaban yang kamu berikan, yaitu:

  • Mempelajari track record kamu di pekerjaan sebelumnya.
  • Mencari tahu alasan dan penyebab kamu berhenti bekerja atau resign dari perusahaan sebelumnya.
  • Ingin tahu orientasi, karakter yang kamu miliki, dan motivasi kamu dalam bekerja.

Jika saat interview kerja kamu mendapatkan pertanyaan ini, tahan diri untuk tidak curhat dan menceritakan hal-hal buruk mengenai perusahaan sebelumnya, baik tentang beban kerja, lingkungan kerja, kompensasi, bahkan tentang atasan. Sebab, alih-alih bersimpati dengan ceritamu, bisa jadi rekruter malah langsung mencoret namamu dari daftar kandidat potensial.  

Oleh karena itu, fokuslah pada jawaban yang profesional dan pengembangan karir yang kamu impikan di masa depan. Kamu bisa menceritakan keinginanmu untuk mendapatkan posisi dan jabatan sesuai minat, bakat, dan keahlian yang kamu miliki. 

Contoh jawaban:

“Pekerjaan saya di perusahaan sebelumnya sangat menyenangkan dan telah mendukung saya berkembang hingga bisa seperti sekarang. Baru-baru ini saya melihat perusahaan Anda membuka lowongan untuk posisi Digital Marketing. Saya tentu saja tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Sebab, sudah sejak masa kuliah saya ingin sekali berkarir dan mencapai sukses di perusahaan Anda. Dari informasi yang saya dapatkan, perusahaan Anda memiliki budaya kerja dinamis yang memberi tantangan untuk setiap individu agar mengembangkan potensi masing-masing secara optimal. Apalagi posisi yang tersedia sesuai dengan keahlian saya. Besar harapan saya bisa bergabung dan berkontribusi di perusahaan ini.”

3. Kenapa Ada Jarak Waktu di Riwayat Pekerjaanmu?

Jika di dalam CV, kamu mencantumkan riwayat pekerjaan sebelumnya. Kemudian ada jeda waktu yang cukup lama antara satu pekerjaan dengan pekerjaan berikutnya. Biasanya, rekruter akan mencari tahu, kenapa kamu sempat menganggur? 

Alih-alih menceritakan tentang betapa sulitnya kamu mendapatkan pekerjaan, lebih baik kamu mengangkat kegiatan atau aktivitas positif apa saja yang kamu lakukan selama masa menganggur. Beberapa topik bahasan yang bisa kamu jadikan jawaban, misalnya:

  • Membantu orang tua menjalankan usaha. Apa yang kamu lakukan? Bagaimana hasilnya?
  • Kursus yang kamu ikuti. Apa yang kamu pelajari? Keahlian apa yang sekarang kamu kuasai setelah mengikuti kursus tersebut?
  • Buku yang kamu baca. Hal baik apa dari buku bacaan itu yang mengubah kamu? Bagaimana implementasi dampak positif dari buku dalam kehidupan kamu sehari-hari?
  • Aktivitas lain yang mendukung perkembangan diri atau organisasi yang kamu ikuti.

 4. Ceritakan Pengalaman Kamu saat Membuat Kesalahan

Namanya manusia, tentu tidak ada yang benar-benar sempurna sampai tidak pernah melakukan kesalahan sama sekali. Maka, wajar jika sesekali kamu melakukan kesalahan dalam bekerja. Tetapi saat interview kerja, kamu harus memilih kesalahan mana yang perlu kamu ceritakan kepada rekruter.

Sederhananya, jika kesalahan yang kamu lakukan akibat kamu kurang teliti, kurang berusaha, mudah putus asa, atau karena kamu tidak tahu apa yang kamu kerjakan, tentu rekruter akan menganggap kamu kurang berkompeten. 

Lebih baik, ceritakan kesalahan yang terjadi ketika kamu baru pertama kali terjun ke dunia kerja, belum memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup, sehingga kamu gagal menyelesaikan pekerjaan, misalnya. Jangan lupa, ceritakan juga upaya yang kamu lakukan untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

Contoh jawaban:

“Salah satu kesalahan saya yang meninggalkan kesan mendalam adalah saat pertama kali saya masuk kerja. Waktu itu, saya masih dalam masa probation karena baru tiga minggu bekerja. Sebagai Customer Service baru, saya tidak memberikan sapaan yang seharusnya kepada pelanggan, dan tidak memastikan pelayanan yang mereka dapatkan sudah memuaskan. Alhasil, pelanggan tersebut semakin protes. Untunglah masalah ini selesai setelah saya memastikan bahwa saya akan lebih baik lagi.”  Saya diminta membuat file laporan untuk dipresentasikan. Karena terlalu bersemangat, saya langsung membuatnya tanpa bertanya file seperti apa yang diminta atasan. Jadilah hari itu, atasan terpaksa presentasi tanpa slide. Sebab, laporan yang saya buat malah seperti laporan KKN setebal 30 halaman. Sejak kejadian itu, saya pun belajar membuat materi presentasi yang berkesan. Beberapa bulan terakhir sebelum saya resign, saya jadi salah satu karyawan yang paling sering diminta presentasi karena materi presentasi saya bagus, lengkap, detail, dan mudah dipahami.”

5. Apa yang Bisa Kamu Berikan pada Perusahaan, yang Tidak Bisa Diberikan Kandidat Lain?

Cukup banyak pelamar kerja yang menganggap pertanyaan interview yang satu ini sebagai pertanyaan sulit dan menjebak. Sebab, kesempatanmu untuk mendapatkan pekerjaan impian bisa hilang kalau kamu memberikan jawaban yang kurang tepat. Padahal pertanyaan ini diajukan karena rekruter ingin tahu kelebihan dan keahlian yang kamu miliki. Artinya, jawaban kamu harus mampu meyakinkan rekruter bahwa kamu memenuhi kriteria yang mereka butuhkan.

Beberapa hal yang bisa kamu bahas sebagai jawaban, misalnya:

  • Keahlian yang kamu miliki dan bagaimana keahlian tersebut terbentuk berdasarkan pengalamanmu.
  • Pengalaman magang/kerja dan ide brilian apa yang pernah kamu berikan untuk kemajuan perusahaan tempat kamu bekerja sebelumnya.
  • Studi case berdasarkan pengalaman dan bagaimana kamu menyelesaikannya.
  • Prestasi yang pernah kamu capai, seperti target penjualan yang terpenuhi di pekerjaan sebelumnya, berkali-kali terpilih sebagai karyawan terbaik, dan sebagainya.
  • Pengalaman berorganisasi juga menjadi keunggulan. Karena untuk bisa aktif di suatu organisasi, kamu butuh kemampuan manajemen waktu, interpersonal dan intrapersonal skill, kemampuan berkomunikasi, kemampuan sosialisasi, kepemimpinan, dan sebagainya.

Untuk bisa memberikan jawaban yang tepat untuk pertanyaan, “Apa yang bisa kamu berikan pada perusahaan?” Tentukan topik bahasan, misalnya salah satu contoh di atas. Lalu hubungkan dengan kondisi perusahaan tempat kamu melamar kerja saat ini. Apa yang bisa kamu lakukan bagi perusahaan dengan kelebihan yang kamu miliki. 

Contoh:

“Saat ini, persaingan bisnis semakin ketat dan perusahaan yang tidak sesegera mungkin go digital bisa tertinggal. Itulah sebabnya, ketika melihat lowongan kerja untuk posisi digital marketing, saya memberanikan diri mengirimkan lamaran kerja. Saya yakin, mengkolaborasikan pengetahuan, pengalaman, dan keahlian saya di bidang digital marketing dengan budaya kerja dan kinerja perusahaan Anda yang dinamis, akan membawa kesuksesan bagi semua pihak.”

6. Apa yang Tidak Kamu Suka dari Pekerjaan Sebelumnya?

Pertanyaan suka tidak suka saat interview kerja

Pertanyaan rasa suka dan tidak suka akan pekerjaan, lingkungan kerja, atau mengenai perusahaan sebelumnya, sebenarnya bertujuan untuk mencari tahu motivasi kamu dalam bekerja dan bagaimana kamu menghadapi berbagai situasi yang mungkin saja terjadi di tempat kerja. 

Dengan kata lain, pastikan kamu tidak terjebak dengan menjawab alasan kamu tidak suka akan pekerjaan sebelumnya. Padahal, tugas dari pekerjaan tersebut ternyata hampir sama dengan job description pada posisi yang kamu lamar saat ini. Selain itu, tunjukkan kalau kamu bukan orang yang suka mengeluhkan pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab kamu sebagai karyawan. 

Beberapa contoh topik jawaban yang bisa kamu gunakan untuk menjawab pertanyaan, “Apa yang tidak kamu suka dari pekerjaan sebelumnya?”, di antaranya:

  • Setiap tugas pada posisi dan pekerjaan saya sebelumnya, pasti punya tantangan tersendiri. Tinggal bagaimana saya harus menyelesaikannya.
  • Namanya manusia, wajar jika merasa lelah atau sedikit stres ketika harus menyelesaikan suatu pekerjaan. Tetapi kunci utama agar pekerjaan bisa selesai, ya harus berusaha dan mau mencari solusi. Kalau terdesak, saya biasanya minta pertolongan dari rekan kerja atau atasan. Misalnya, berdiskusi atau brainstorming ide.
  • Saya baik-baik saja dengan pekerjaan sebelumnya, kadang suka, kadang tidak suka. Ini kan wajar ya, dinamika hidup. Prinsipnya sih, bagaimana saya bertanggung jawab atas pekerjaan saya, baik secara penyelesaian maupun hasilnya.
  • Saya senang bekerja di perusahaan sebelumnya, juga menyenangi pekerjaan saya di sana. Hanya saja, saat ini saya butuh tantangan yang lebih agar saya bisa memacu diri saya untuk lebih baik lagi.

Beberapa jawaban yang harus kamu hindari untuk pertanyaan yang berkaitan dengan rasa suka dan tidak suka dengan pekerjaan sebelumnya:

  • Beban kerja saya terlalu berlebihan sehingga saya jadi sering lembur.
  • Pekerjaan lama saya terlalu membosankan dan saya sudah tak bersemangat melakukannya.
  • Pekerjaannya banyak dengan deadline singkat, tidak sesuai dengan waktu, tenaga, dan kompensasi yang saya dapatkan.
  • Saya tidak sanggup lagi bekerja di pekerjaan lama itu karena atasan saya terlalu menyebalkan.

7. Kenapa Kami Harus Merekrut Kamu?

Saat rekruter mengajukan pertanyaan, “Kenapa kami harus merekrut kamu?” Maka inilah kesempatan kamu menunjukkan kelebihan dan keahlian yang kamu miliki, serta meyakinkan rekruter bahwa kamu adalah kandidat yang mereka cari.

Contoh jawaban:

“Pada requirements, tercantum wajib memiliki manajemen waktu yang baik, terorganisir, menguasai cara kerja berbagai platform sosial media, dan kreatif. Nah, saya memiliki kemampuan yang memenuhi semua persyaratan tersebut. Anda bisa melihat pada portofolio yang saya sertakan, beberapa hasil pekerjaan terkait posisi Content Marketing Specialist yang saya lamar. Selain itu, saya punya kemampuan untuk membuat presentasi yang menarik dan punya keahlian di bidang desain grafis. Jika diberi kesempatan, saya akan memaksimalkan kemampuan saya agar bisa berkontribusi besar di perusahaan ini.”

Itulah beberapa pertanyaan yang bisa dianggap menjebak calon karyawan. Setelah mengetahui cara menjawabnya dengan tepat, sekarang saatnya kamu menjelaskan mengapa kamu orang yang tepat untuk pekerjaan tersebut. Yakinkan calon perusahaan bahwa kamu adalah orang yang tepat dengan membaca artikel berikut: Jawaban “Mengapa Kamu Orang yang Tepat untuk Pekerjaan Ini?”