Yeay, akhirnya kamu lolos sesi interview dengan HRD. Senang dong, ya? Langkah berikutnya, masih ada sesi lain yang perlu kamu lalui, yaitu interview dengan user, yaitu calon atasanmu. Untuk memperbesar kemungkinan bisa diterima bekerja, kamu harus cek dulu contoh pertanyaan yang sering muncul saat interview user di artikel ini.
1. “Tolong ceritakan tentang diri kamu.”
Ini pertanyaan yang sering muncul dalam sesi interview dan mungkin pada sesi sebelumnya kamu sudah mendapatkan pertanyaan ini, bahkan sudah memberikan jawaban. Namun karena saat ini yang bertanya adalah CEO, direksi eksekutif, atau calon atasan kamu, maka inilah saatnya kamu memberikan kesan yang baik dan membuat atasan tertarik dengan potensi yang kamu miliki.
Untuk itu, perkenalkan diri kamu secara singkat. Kemudian fokuskan jawaban pada karir atau pencapaian terbaru yang sudah kamu raih. Lalu, akhiri dengan keinginan kamu bekerja di posisi yang dilamar. Sementara kalau kamu masih fresh graduate, maka utamakan jawabanmu pada kualifikasi dan keahlian yang kamu miliki. Oh ya, jawaban jangan sampai melantur dan usahakan tidak lebih dari 60 detik.
Contoh:
Nama saya Marcia Karmelia, berusia 24 tahun. Lulus dari Institut Teknologi Surabaya dengan nilai Cumlaude, jurusan Teknologi dan Sistem Informasi. Ini pertama kalinya saya melamar kerja. Saat melihat lowongan pekerjaan untuk posisi Application Development, saya bersemangat untuk melamar. Saya yakin, saya mampu, mengingat pada semester terakhir saya berhasil jadi juara satu kompetisi pengembangan aplikasi. Dengan kualifikasi dan keahlian yang saya miliki, kontribusi saya akan memberi dampak yang baik bagi perusahaan Bapak di masa depan.
2. “Apa yang kamu tahu tentang perusahaan ini?”
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui sebesar apa ketertarikan kamu bergabung di perusahaan, juga seberapa banyak pengetahuan dan effort yang sudah kamu lakukan untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan. Maka agar bisa menjawab pertanyaan ini, kamu perlu memiliki pengetahuan yang cukup terkait perusahaan, industrinya, produk, layanan yang tersedia, bahkan beberapa prestasi terbaru yang dicapai perusahaan. Itulah sebabnya, sebelum sesi interview, lakukan dulu riset secara mendalam. Kalau perlu, buat catatan dan hapalkan.
Lalu, untuk menjawab pertanyaan tentang perusahaan ini, fokuskan jawaban kamu pada aktivitas perusahaan selama ini, hal-hal yang kamu sukai dari kegiatan perusahaan, dan bagaimana sepak terjang kompetitornya.
Contoh:
Sejak berdiri tahun 2019, perusahaan mengambil langkah brilian dengan cara [jelaskan langkah-langkah yang dilakukan perusahaan], sehingga produk pertama yang diluncurkan langsung booming. Bahkan hingga hari ini produk tersebut masih menjadi top of mind di kepala user, termasuk saya. Ini berkat berbagai inovasi yang perusahaan lakukan [sebutkan inovasi perusahaan yang kamu tahu dan memberikan kesan mendalam], juga pengembangan yang berkelanjutan. Saya juga melihat bagaimana produk dari perusahaan ini kemudian banyak ditiru kompetitor [sebutkan kompetitor dan produknya]. Sayangnya, hasil dari followers jelas berbeda dengan pelopor [sebutkan keunggulan produk perusahaan dibandingkan produk kompetitor].
3. “Kenapa kamu tertarik dengan posisi ini?”
Tujuan user mengajukan pertanyaan ini untuk mencari tahu ketertarikan kamu terhadap posisi yang dilamar, sekaligus kesesuaian kualifikasi dan keahlian yang kamu miliki. Nah, untuk menjawabnya, sesuaikan tanggung jawab pada posisi tersebut dengan keahlian dan ketertarikanmu.
Contoh:
Saya tertarik dengan posisi People & Organization Development karena perusahaan Bapak merupakan salah satu perusahaan dengan jenjang karir yang bagus, budaya kerja yang dinamis, dan berfokus pada pengembangan manusia dan organisasi. Kebetulan saya pun memiliki ketertarikan dan minat yang sama terhadap People Development. Saya memiliki kemampuan analytical thinking yang baik, senang memberi pelatihan dan training, terampil membuat job description dan KPI termasuk melakukan analisis dan evaluasi terhadap hasilnya. Bahkan, saya punya beberapa modul training buatan saya sendiri atau membuatkan rancangan modul pelatihan bagi instruktur lainnya.
4. “Keahlian apa yang membuatmu cocok untuk posisi ini?”
Jawaban untuk pertanyaan ini hampir sama dengan pertanyaan nomor 3. Bedanya, kamu harus fokus pada latar belakang pendidikan, keahlian, dan kualifikasi yang kamu miliki. Pastikan semuanya sesuai dan bisa mendukung kamu menjalankan tugas serta kewajiban pada posisi pilihanmu ya.
Contoh:
Sebagai lulusan cumlaude dengan IPK 3,8 dari Fakultas Ekonomi, jurusan Akuntansi Universitas Batam, sudah pasti saya sangat suka dengan perhitungan angka dan analisis data. Hal ini pula yang mendorong saya melamar untuk posisi Finance & Accounting Supervisor di perusahaan ini. Adapun keahlian dan kualifikasi yang saya miliki, di antaranya:
- Mampu menyusun laporan keuangan bulanan, triwulan, dan tahunan serta menyampaikannya kepada OJK, BI, bahkan untuk audit tahunan.
- Saya cukup mahir dalam mengelola dana sesuai kebutuhan dan berdasarkan prioritas, sehingga tak terjadi pemborosan.
- Berpengalaman dalam proyek ad hoc untuk mendukung departemen keuangan dan akuntansi.
- Saya juga menguasai cukup banyak tools akuntansi dan keuangan sehingga bisa bekerja secara efisien, sekaligus mampu mentransfer pengetahuan saya kepada staf junior atau orang-orang yang bekerja dalam tim saya.
5. “Ceritakan salah satu keberhasilan yang pernah kamu lakukan.”
Sebelum menerima kamu sebagai karyawan, tentu user ingin tahu bagaimana pola pikir dan pemahaman kamu terhadap pekerjaan yang sebelumnya pernah kamu selesaikan. Itu sebabnya, ia memintamu menceritakan masalah yang pernah kamu hadapi, solusi yang kamu ambil untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan bagaimana hasilnya.
Contoh:
Menjadi Beauty Consultant memang punya tantangan tersendiri ya, Pak. Karena job description saya adalah menemukan customer baru, mulai dari membangun networking, maintaining dan follow up, lalu customer mau melakukan konsultasi, dan akhirnya melakukan treatment di klinik. Suatu ketika, saya mendapatkan customer yang saat berkonsultasi ternyata tidak menceritakan masalah alergi kulit yang ia miliki. Alhasil, produk saat treatment menyebabkan munculnya alergi pada kulit wajah. Bukannya langsung datang ke klinik, customer malah curhat di media sosial. Jadilah akhirnya saya harus melakukan pendekatan lagi, mulai dari menjawab keluhannya di media sosial, mengajaknya bertemu (ini sulit banget waktu itu, Pak), sampai dia mau bertemu. Kesepakatan pun diambil untuk membantunya mendapatkan perawatan sampai alerginya pulih dan semuanya gratis dari klinik. Namun saya membuat perjanjian. Jika berhasil, dia wajib membagikan pengalamannya di media sosial. Cara ini berhasil. Dari masalah tersebut, target penjualan saya naik hingga 200 persen lho selama 3 bulan berturut-turut berkat banyak netizen yang datang ke klinik untuk melakukan perawatan.
6. “Apa contoh masalah yang akan kamu hadapi di posisi ini dan bagaimana solusinya?”
Pertanyaan ini untuk mencari tahu secara spesifik, apakah kamu memahami posisi, bidang pekerjaan, dan tanggung jawabnya? Jika kamu bisa memberi gambaran yang lengkap mengenai kemungkinan munculnya masalah dan bagaimana cara mengatasinya, user tentu akan menganggap kalau kamu sudah melakukan riset dengan baik dan memahami posisi yang dilamar, atau menganggap kamu memang memiliki kompetensi yang sesuai dengan posisi tersebut.
Contoh:
Sebagai seorang SEO Specialist, tentunya pekerjaan saya tidak melulu melakukan riset keyword dan memantau posisi ranking keyword di mesin pencari. Namun banyak orang yang masih beranggapan kalau pekerjaan seorang SEO hanya berkaitan dengan keyword dan backlink. Nah, saya punya pengalaman berhadapan dengan klien yang ternyata fokusnya kedua hal tersebut. Klien tersebut bahkan mengeluhkan bahwa sudah banyak biaya yang beliau keluarkan untuk optimasi website, tetapi hasilnya tidak ada. Waktu saya cek, ya memang, traffic websitenya kecil sekali. Solusi yang saat itu saya berikan adalah melakukan audit web, perbaikan technical SEO, membuat taxonomy, memastikan konten berfokus pada user’s need, dan teknik SEO yang benar lainnya. Hasilnya dalam 3 bulan saja, performa website mengalami peningkatan dan cukup banyak lead dan revenue yang terjadi.
7. “Kenapa kamu meninggalkan pekerjaan sebelumnya?”
Hati-hati saat menjawab pertanyaan jebakan ini. Jangan sampai kamu mengeluhkan hal-hal negatif terkait pekerjaanmu sebelumnya, baik mengenai tugas, tanggung jawab, gaji, suasana kerja, atau atasanmu yang berperilaku buruk ya. Jawaban begini bisa membuat kamu auto nggak diterima lho.
Alangkah baiknya, fokuskan alasanmu pada hal-hal positif, seperti pekerjaan, suasana kerja, dan pengalaman yang kamu dapatkan di sana sungguh membuat kamu bertumbuh dengan baik. Namun saat ini, sudah waktunya kamu mencari tantangan karir yang baru agar kamu bisa mengasah keahlianmu menjadi lebih baik lagi.
Contoh:
Lima tahun bekerja sebagai digital marketing di perusahaan Buana Mitra sungguh memberi saya begitu banyak pelajaran berharga, pengalaman tak tergantikan. Beberapa kali saya bahkan mendapatkan penghargaan sebagai karyawan terbaik. Sebab, saya berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan hingga 100% dengan strategi digital marketing yang saya terapkan. Saat ini, saya butuh tantangan baru yang akan mendorong saya untuk menemukan ide-ide terbaru yang bisa saya realisasikan. Nah, pilihan saya jatuh pada perusahaan Bapak. Apalagi saya tahu perusahaan Bapak sedang mengembangkan aplikasi untuk optimasi digital campaign. Saya yakin, pengalaman saya akan memberi kontribusi besar untuk pengembangan aplikasi tersebut.
8. “Apakah ada pertanyaan yang ingin ditanyakan?”
Sebenarnya, kamu bisa saja langsung mengajukan pertanyaan berdasarkan percakapan yang kamu alami bersama user selama sesi interview. Namun tetap lebih baik kalau kamu sudah menyiapkan beberapa pertanyaan yang relevan dengan posisi pekerjaan incaranmu. Mengapa? Sebab, mengajukan pertanyaan akan menunjukkan ketertarikanmu yang besar terhadap pekerjaan dan perusahaan.
Beberapa pertanyaan penting yang sebaiknya kamu ajukan, di antaranya:
- Bagaimana cara atasan mengevaluasi kinerja saya?
- Kesempatan apa yang perusahaan tawarkan agar saya bisa terus belajar dan berkembang pada posisi ini?
- Dengan siapa saya akan bekerja?
- Apakah memungkinkan saya mengajukan ide inovasi yang belum pernah dilakukan perusahaan, namun memiliki kontribusi besar bagi perkembangan perusahaan? Jika mungkin, apakah perusahaan akan memfasilitasinya?
Masih banyak bentuk dan ragam pertanyaan yang biasa diajukan user. Kamu bisa mempelajarinya melalui buku maupun referensi di internet. Jika setelahnya kamu mendapatkan offering letter, maka kamu harus segera menjawabnya. Untuk itu, pelajari dulu artikel ini yuk: Cara Membalas Offering Letter dan Contohnya.